Time Will Erase (almost) Everything

Beberapa
waktu lalu saya mengajak kawan-kawan mahasiswi semester 2 dan 4 untuk nonton
bareng di akhir pertemuan kuliah. Kami menonton film Korea berjudul “Along
with the Gods 2: The Last 49 Days
”. Awalnya niat saya menonton ini dengan
para kawan-kawan mahasiswi adalah untuk mengetahui konsepsi masyarakat Korea
Selatan tentang neraka dan pengadilan setelah kematian. Darinya, diharapkan
para kawan-kawan mahasiswi dapat memahami prosesi perjalanan seorang arwah
dalam mencapai reinkarnasinya.

Setelah
menonton selama kurang lebih 2 jam 20 menit, saya justru berfokus pada hal
lain. Mungkin karena saya telah menonton film tersebut beberapa waktu
sebelumnya, jadi saya tidak penasaran dengan jalan ceritanya. Namun, saya justru
terpaku pada dialog-dialog Gang-Rim, kapten tim perwalian Arwah Suci. Ia yang
dikenal sebagai tokoh yang bijak, tegas, dan penuh pertimbangan, justru
memiliki masa lalu dan latar belakang yang berbalik 180 derajat.

Singkat
cerita, pada 1000 tahun yang lalu, ia adalah seorang putra panglima besar
Goryeo. Kehidupannya yang indah dan tenteram tiba-tiba berubah sejak kedatangan
seorang anak yatim piatu dari Jurchen yang menjadi adik angkatnya. Ia merasa
semua perhatian ayahnya terbagi kepada adik angkatnya. Walhasil, ia
menghalalkan segala cara demi menyelamatkan takhta panglima dari adik angkatnya.
Ia pun menutupi kematian ayahnya, mengirim adiknya ke perbatasan, dan di akhir,
membunuh adiknya dan seorang anak Jurchen yang bertugas merawat anak-anak korban
perang.
Sebelum
ia menghembuskan nafas terakhir, Yeomra, Raja Neraka mendatanginya. Beliau
mengatakan bahwa dosa-dosanya terlalu banyak untuk diampuni. Maka, ia
menawarkan tugas perwalian arwah-arwah suci. Jika dalam 1000 tahun ia dapat
mereinkarnasikan 49 roh suci, maka ia akan mendapatkan kesempatan reinkarnasi
dalam wujud apapun yang diinginkannya. Namun, selama 1000 tahun ini ia akan
ditugaskan berpartner dengan adik angkatnya dan anak Jurchen yang ia bunuh
dahulu. Keduanya telah dihapuskan semua ingatannya semasa hidup. Adapun ia,
sebagai bentuk hukuman atas perbuatannya, dapat tetap mengingat semua
perbuatannya dan kesalahannya di masa hidupnya.
Inilah
hal yang mengetuk hati saya. Saya pernah membicarakannya di artikel berjudul ‘Kelebihanmu
adalah kekuranganmu’. Di situ, saya pernah berbicara tentang efek samping dari
mereka yang memiliki ingatan kuat yang sering dianggap sebagai kelebihan
seseorang. Mereka akan mudah mengingat hal-hal buruk dan sulit untuk
melupakannya. Ia akan sulit ‘move on’ dan melupakan berbagai rasa sakit dan
ketakutan di masa lalu.
Ternyata
begitupula pesan yang disampaikan dalam film tersebut. Selalu mengingat semua
kesalahan dan penyesalan selama 1000 tahun dan tidak dapat berbuat apa-apa
untuk menebusnya atau bahkan untuk sekedar menghapuskannya merupakan siksaan dan
hukuman yang berat. Gang-Rim justru mengatakan bahwa semua rasa dan ingatan
tersebut justru menjadi neraka terbesarnya dan tidak dapat ditebus meski dengan
1000 tahun di dalam neraka.
Akhirnya
saya tahu mengapa band Rocket Rockers menciptakan lagu berjudul ‘Hilang
Ingatan’. Lirik lagu tersebut bercerita tentang keinginan seseorang untuk dapat
menghilangkan ingatan tentang seseorang yang dahulu pernah dekat dengannya. Berbagai
memori indah yang dahulu pernah terbangun, justru saat ini menjadi virus yang menggerogoti
semangatnya untuk bangkit dan melanjutkan kehidupannya. Semakin indah kenangan
tersebut justru menjadi batu ganjalan yang semakin besar dalam sebuah usaha
melupakannya.
Melupakan
hal-hal yang dahulu memiliki ikatan kuat dan membekas di memori kita tidaklah semudah
membalikkan telapak tangan. Paku ingatan yang menancap terlampau dalam
membutuhkan waktu cukup lama untuk dapat menyembuhkannya. Inilah yang mendasari
Boy Candra menulis buku berjudul ‘Sebuah Usaha Melupakan”.
Sebuah
pepatah bijak berkata “Time will heal everything” atau “Time will
erase everything
”. Sebuah pepatah yang mencoba menegarkan kita bahwa dalam
hidup ini kita tak akan terlepas dari siklus bertemu-akrab-terluka-berpisah atau
berdiri-berjalan-berlari-jatuh-bangkit-kembali berjalan. Hal-hal menyenangkan
hari ini bisa dalam sekejap berubah menjadi kisah sedih. Begitupula berbagai
kisah-kisah kelam hari ini, bisa saja esok menjadi kisah bahagia nan berhikmah.
Sahabat hari ini bisa menjadi musuh besar di masa depan. Sebaliknya, musuh di
masa lalu bisa jadi kawan seperjuangan kita hari ini. Karenanya, kita selalu
dinasehati untuk menyayangi dan membenci seseorang atau sesuatu sekadarnya agar
tidak menjadi memori pahit di kemudian hari.

Semua
kesedihan akan larut bersama waktu. Sebaliknya, berbagai kisah indah juga akan
terurai bersama dengan waktu. Namun, seringkali berbagai memori yang diciptakan
tetap terpatri di alam bawah sadar kita. Kita memang berusaha sekuat tenaga
mengikhlaskan kepergiannya atau justru menyesali berbagai perbuatan di masa
lalu. Namun, seringkali semakin besar usaha kita untuk melupakannya, semakin dalam
pula memori tersebut menancap di ingatan kita.
Oleh
karena itu, tiap orang memiliki banyak cara untuk (seolah) mengabaikan rasa
sakit tersebut demi melanjutkan hidupnya seperti sedia kala. Ada yang mencoba
menertawakan masa lalunya, ada yang menceritakannya kepada orang lain, ada yang
menuliskannya, bahkan adapula yang membenci hal tersebut. Membenci dan
menghindari berbagai penyebab rasa sakit tersebut adalah sebuah cara untuk
melupakan rasa sakit dan bersalah yang dahulu ada dan kembali meneruskan
perjalan hidup yang cukup singkat ini. Karenanya, jangan terlalu cepat
menghakimi mereka yang memlih untuk membenci dan menghindari berbagai hal yang
menyimpan memori indah atau menyakitkan di masa lalu.
Pepatah
lain justru mengatakan bahwa “Time will heal everything but it can’t erase
memories
” atau “Time heals (almost) everything”. Hal itu menunjukkan
bahwa nyatanya semua kejadian di masa lampau masih dapat meninggalkan bekas di
dalam jiwa dan pikiran kita. Karenanya, saya lebih memilih kata bijak lain yang
berkata “Time does not heal everything, but acceptance will heal everything” dan
Time doesn’t heal anything, it just teaches us how to live with the pain”.

 Inilah kenyataan hidup. Jalannya akan dipenuhi
dengan luka, darah, air mata, tawa, tangis, cacian, makian, dan pujian. Semuanya
akan datang silih berganti dengan shift yang tidak teratur. Kadang kesedihan
akan berdiam sedikit lebih lama daripada kebahagiaan. Di lain waktu,
kebahagiaan dan keberuntungan tampak lebih sering menaungi hidup kita. Seperti yang
telah saya tulis dulu di judul ‘Dewasa’, Raditya Dika juga mengingatkan bahwa
inilah konsekuensi hidup sebagai manusia dewasa. Di penghujung hari, kita
memiliki kesempatan untuk menjalani hidup dengan semua bekas luka yang ada atau
justru mundur, berpaling, dan mulai menyesali semua yang telah terjadi hingga
lupa bahwa tugas kita di dunia ini masih panjang.

People
come and go. Everyone that’s been in your life has been there for a reason, to
teach you, to love you, or to experience life with you. That’s life.


 Kampung (yang masih) Damai, Sya’ban 2, 1440.

2 thoughts on “Time Will Erase (almost) Everything”

  1. kelinci99
    Togel Online Terpercaya Dan Games Laiinnya Live Casino.
    HOT PROMO NEW MEMBER FREECHIPS 5ribu !!
    NEXT DEPOSIT 50ribu FREECHIPS 5RB !!
    Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh ,
    Yuk Daftarkan Sekarang Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya
    segera daftar dan bermain ya selain Togel ad juga Games Online Betting lain nya ,
    yang bisa di mainkan dgn 1 userid saja .
    yukk daftar di http://www.kelinci99.casino

  2. "Agen poker terbesar dan terpercaya ARENADOMINO.
    minimal depo dan wd cuma 20 ribu
    dengan 1 userid sudah bisa bermain 9 games
    ayo mampir kemari ke Website Kami ya http://www.arenadomino.com

    Wa :+855964967353
    Line : arena_01
    WeChat : arenadomino
    Yahoo! : arenadomino"

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top